Coring Sample Laboratorium Beton adalah suatu metode pengambilan sampel beton pada suatu struktur sebuah bangunan. Sampel yang diambil tersebut selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti kuat tekan, karbonasi dan pullout test.

Pengujian kuat sebuah tekan (ASTM C-39) dari sebuah sampel tersebut lebih dikenal dengan pengujian “Beton Inti”. Alat uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan adanya kapasitas dari 2000 kN sampai 3000 kN.

Uji core drill atau dapat juga bor inti adalah suatu cara pengujian beton keras dengan cara mengambil sampel atau contoh silinder beton dari daerah yang sangat kuat tekanannya diragukan.

Pengambilan dari contoh tersebut dilakukan dengan sebuah alat bor yang mata bornya berupa sebuah pipa yang terbuat dari intan, sehingga diperoleh contoh beton berupa sampel dalam bentuk silinder.

Silinder beton yang telah diperoleh tersebut tergantung ukurang dari diameter mata-bornya, umumnya antara dari 50 mm hingga 150 mm. Akan tetapi, sebaiknya dari diameter silinder tersebut tidak kurang dari tiga kali ukuran maksimum agregat dari beton yang ada.

Hal yang perlu diperhatikan tes uji beton:

Jika dalam sebuah uji bor inti telah dipilih, maka harus ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (SK SNI-61-1990-03):

  1. Umur dari beton harus minimal 14 hari.
  2. Pengambilan dari contoh silinder beton harus dilakukan pada daerah yang kuat tekannya diragukan, biasanya berdasarkan dari data hasil yang uji contoh beton dari masing – masing bagian struktur. Dari satu daerah beton tersebut diambil satu titik pengambilan sebuah contoh nantinya.
  3. Pengeboran yang dilakukan harus tegak lurus dengan permukaan pada beton.
  4. Lubang bekas pengeboran yang harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama baiknya.

Teknik Perdana

Bila ada beton yang telah diambil sudah berada dalam kondisi yang kering selama masa layanannya, benda tersebut uji silinder beton (hasil bor inti) haruslah dilakukan uji kondisi pada saat kering. Bilang sebuah beton yang di ambil sudah berada dalam kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder tersebut harus di rendam dahulu minimal 40 jam dan dapat dilakukan pengujian dalam kondisi basah.

Kuatnya dari tekanan beton pada titik pengambilan contoh atau sampel (daerah beton yang diragunkan) maka dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekanan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari daerah beton tersebut memenuhi 2 persyaratan sebagai berikut :

  1. Kuat tekanan rata – rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc
  2. Kuat dari tekanan masing – masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc.

Mengambil Sample Perkerasan:

Untuk menentukan atau mengambil sebuah sampel pada perkerasan di lapangan sehingga dapat diketahui tebal perkerasannya serta untuk dapat mengetahui karakteristik sebuah campuran perkerasan.

Perlengkapan yang dibutuhkan:

  1. Mesin Core Drill Test
  2. Alat untuk menutup lubang bekas pengeboran

Pelaksanaan yang dilakukan:
Alat akan diletakan pada lapisan perkerasan sebuah beton atau aspal yang akan dilakukan pengujian dengan posisi datar.

Lalu kemudian harus menyediakan air dengan alat yang ada sistem pompanya.

Kemudian air tersebut dimasukkan ke alat core drill dengan selang kecil pada tempat yang sudah disediakan pada alat tersebut yang digunakan sehingga alat tersebut tidak akan mengalami kerusakan terutama pada mata bor yang berbentuk silinder selama masa proses pengujian coring beton atau coring aspal. Jika semua sudah siap lalu dihidupkan dengan alat tersebut dengan menggunakan tali yang dililitkan pada starter alat dan ditarik hingga hidup. Kemudian alat tersebut akan hidup mata bor diturunkan secara perlahan pada titik yang sudah ditentukan sebelumnya hingga kedalaman tertentu, kemudian setelah masuk pada kedalaman yang sudah ditentukan maka alat dimatikan dan mata bor dinaikkan keatas. Lalu hasil dari pengeboran yang sudah dilakukan diambil dengan menggunakan pencapit yang sudah tersedia, dan setelah itu dilakukan pengukuran tebal dan dimensinya serta diamati sampel tersebut apakah perkerasan tersebut sudah layak untuk digunakan atau tidak.

Pemeriksaan diatas dilakukan bertujuan untuk mengetahui secara tepat dan detail susunan struktur dari sebuah konstruksi jalan, jenis perkerasan, persentase susunan atau dapat juga untuk memeriksa perubahan dari struktur jalan, serta cara kerja alat dari mesin coring. Dalam melakukan uji alat atau core drill test atau seperti jasa coring beton dan jasa coring aspal perlu diperhatikan kontinuitas dari pemakaian air karena jika ada keterlambatan dari pemberian air pada ujung mata bor maka akan menyebabkan terjadinya kerusakan dari mesin coring beton atau mesin coring aspal tersebut. Dari hasil pengeboran tersebut juga dapat diketahui komposisi dari lapisan perkerasan.

error: Content is protected !!